“Jadi serunya adalah ada satu scene di mana saya harus meliput di kamar mayat. Dan lagi syuting sempat take berkali-kali, tempatnya panas dan sunyi sekali, saya sih nggak takut,” ujar Luna.
Dengan adegan kamar mayat ini, Luna jadi memahami bagaimana profesi juru tinta.
“Tapi suasana kamarnya aduh. Dan tiba-tiba mayat benaran masuk dan dipocongin gitu, aku sempat foto dan kirimin ke anak-anak, nggak percaya. Jadi mungkin aku bisa merasakan langsung orang-orang yang terjun langsung dengan orang yang meninggal, oh kaya gini.
Aku bisa rasain wartawan yang liputan di situ, rasanya deg-degan, adrenalinenya ada lah,” sambung Luna saat ditemui di Europe Cafe Bellezia Senayan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Namun di film ini tidak melulu menceritakan tentang profesi wartawan.
“Di film ini nggak full ceritain profesi kita (wartawan), lebih ke latar belakangnya saja. Saya suka dengan konspirasi, saya tulis untuk koran kuning, tapi selalu ditolak karena tulisan-tulisan saya terlalu tinggi bagi mereka,” jelas Luna.
No comments:
Post a Comment