JAKARTA - Fenomena remaja terjerumus dalam hubungan seksual di luar nikah menjadi masalah serius karena menyangkut masa depan di anak itu sendiri.
Yang mencengangkan adalah dari pengakuan pelaku mereka melakukan making love (ML) umumnya di rumah sendiri, ketika kondisi sedang sepi. Para orangtua, sepertinya harus waspada dengan modus seperti ini. Tidak mudah dan percaya begitu saja meninggalkan anak di rumah sendirian tanpa ada pengawasan.
Lihat saja pengakuan Bunga (bukan nama sebenarnya), setiap melakukan ML selalu di rumahnya. "Di rumah aku. Sepi nnggak ada orang. Takut enggak takut sih kalau di rumah," ujarnya saat berbincang di sebuah restoran.
Bahkan pernah melakukan hubungan sebadan padahal ada ibunya di rumah. "Mama ada di rumah pas aku begituan making love (ML). Karena, mama percaya banget aku enggak akan macem-macem makanya boleh pacaran di rumah," ucap Bunga. Kok sempet sempetnya ML? "Waktu itu mama di kamar atas dan aku ML di ruang tamu bawah," ujarnya enteng.
Saat didesak apa benar hanya berhubungan intim di rumah tidak di tempat lain seperti hotel, Bunga mengatakan, "Iya".
"Aku nggak pernah check in (hotel), tapi di rumah. Rata-rata temen aku ML juga di rumah. Aku juga selalu di rumah," terang Bunga.
Alasannya? "Kalau di rumah merasa aman, karena tahulah siapa yang akan lewat. Kalau aku ML di ruang tamu karena ruang tamu aku terpisah jadi enggak ketahuan," paparnya.
Imbuh Bunga, "Hampir setiap dia ke rumah aku, pasti kita ML. Dia ke rumah aku sepekan tiga kalilah dan pasti itu di rumah aku ML-nya," terang anak berpostur sedikit gemuk ini yang sudah lebih dari 10 kali pacaran.
Lebih lanjut dia menceritakan keadaan orangtuanya yang cukup memberikan perhatian kepadanya. "Mama itu perhatian banget, cuma kan dua-duanya harus kerja dan pulang baru pukul 21.00 WIB. Aku juga sudah dibilangin supaya enggak begitu-begitu tapi aku udah kemakan omongan pacar aku yang dulu itu dan aku luluh. Aku juga mau sendiri. Aku malah juga sering minta ML karena aku ketagihan kali ya," cetus Bunga terus terang.
Menurut dia, ibunya sudah perhatian tapi tidak cukup waktu untuk mengawasi hubungan dengan pacarnya dan teman-teman lainnya.
"Mama selalu menasehati agar jangan macam-macam. Batasannya sampai pegangan tangan doang, tapi aku malah kejauhan banget sampai ML. Kalau mamah tahu digampar kali. Papah aku enggak terbuka. Tidak ada yang kurang dari keluarga aku. Tapi akunya saja yang selalu mencari kesempatan," cerita Bunga sedikit nakal.
Kalau hamil? "Takut sih, cuma aku sering ngelakuin enggak pernah di dalam kok, dan aku mikir selama enggak dikeluarin di dalam ya nggak apa-apa. Aku sudah 30-an lebih ML. Aku pernah telat haid dua pekan dan itu aku sudah nangis-nangis. Aku sudah takut, tapi akhirnya enggak hamil dan ML berlanjut lagi," aku Bunga.
Sambung dia, "Kalau memang hamil aku akan minta pertanggungjawaban, minta duit buat aborsi. Setengah-setengahlah duitnya buat aborsi. Pertanggungjawabannya bukan nyuruh kawinin aku, itu enggak. Duit buat aborsi saja."
Menurut Bunga, aborsi menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah hamil secara cepat. "Pokoknya kalau aku hamil harus aborsi. Nggak mungkin berani dilanjutin dan bilang mamah. Itu sudah terpikirkan (aborsi) kalau memang terjadi. Teman-teman juga sama dan bahkan kita lagi mencari tempat aborsinya," ungkap Bunga.
Friday, May 28, 2010
Pengakuan Anak SMU Saat ML
Labels:
seksualitas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment