Monday, October 18, 2010

Pacarku Telah Merenggut Keperawananku

Aku telah berpacaran dengan budi (nama samaran.red) kurang lebih satu setengah tahun. Layaknya orang yang berpacaran, kami juga saling bergandengan tangan, dan berpelukan. Tapi tidak pernah melakukan \”itu\”. Sampai suatu saat…
Malam minggu, sehabis pulang nonton bioskop, jam menunjukkan pukul 22.30WIB. Jadwal malam di kosku hanya sampai pukul 22.00WIB. Karena melanggar peraturan jam malam kos, pacarku menawarkan untuk menginap di kontrakannya saja. Tapi kontrakan itu dihuni oleh 3 cowok lainnya, teman pacarku. Aku menolak dan memutuskan untuk menyewa kamar di hotel kecil yang relatif murah.
Aku bermaksud untuk menginap sendirian saja. Tapi tanpa aku sadari, pacarku mengartikan itu sebagai \”kita bermalam di hotel saja\”. Dia mencarikanku hotel, setelah cek-in kita mengobrol sejenak di dalam. Pukul 24.00WIB aku menyuruhnya untuk pulang. Dia kelihatan bingung saat aku menyuruhnya pulang. Tiba-tiba dia mengatakan kalau dia cukup lelah dan mengantuk untuk mengendarai kendaraan malam itu. Karena akumengenal pacarku aku tidak curiga sedikitpun dan merasa aman bersamanya. Akhirnya aku mengatakan agar dia menginap bersama denganku di hotel.
Merasa letih seharian beraktivitas, aku tidak membutuhkan waktu lama untuk terlelap tidur. Dengan pacarku yang memelukku aku merasa hangat dan nyaman. Tapi… Menjelang subuh, aku tidak tahu tepatnya pukul berapa. Aku tiba-tiba kaget dan terbangun, karena merasa ada yang menggerayangiku. Ternyata pacarku yang punya maksud tersembunyi sejak awal mulai melancarkan aksinya.
Dia menekan tubuhku dengan beban tubuhnya, satu tangannya memegang kedua tanganku di atas kepala dan satu tengan lagi menggerayangi payuudaraku. Karena masih dalam keadaan setengah sadar dari kantuk, aku tidak memiliki cukup tenaga untuk melepaskan diri. Aku mulai meminta belas kasihannya dan menangis. Karena takut membayangkan apa yang akan selanjutnya terjadi, aku menangis ketakutan. Tangisku mengakibatkan apa yang aku ucapkan tidak jelas terdengar oleh pacarku. Dia telah kehilangan akal sehatnya dan kalah akan kebutuhan nafsunya.
Dia mulai menciumiku, menjilati leher dan turun ke buah dadaku. Tanpa bisa di kontrol oleh akal sehatku, kedua susuku mengeras dan putingnya pun menegang. Aku membenci reaksi tubuhku terhadap godaan pacarku. Ternyata menangis menguras tenagaku, di tambah belaian pacarku membuatku semakin lemas dan tidak memiliki tenaga untuk meronta. Pacarku pun terus menjalankan aksinya.
Dia mulai mengangkat rokku dan memasukkan tangannya melewati celana short ketat dan celana dalamku. dia mulai menggesek dan menggoyang-goyangkan jarinya di kemaluanku. Celana ketatku malah membuat tekanan tangannya semakin kuat. Sekali lagi aku kaget dengan reaksi tubuhku, kemaluanku mulai terangsang. Semakin lama kemaluanku mulai basah dan licin. Aku berpikir untuk berusaha menekan rapat kedua pahaku, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tanpa sadar kakiku memberi celah semakin longgar, lama-kelamaan aku membuka kakiku semakin lebar. Respon itu diakibatkan oleh kemaluanku yang terangsang hebat dan menuntut untuk di belai lebih intens. Akhirnya badanku mulai bergetar, pacarku mempercepat gerakan jarinya, sampai akhirnya aku mencapai puncak klimaks dan mengelinjang. Aku pun lemas..
Badanku yang lemas memberikan kesempatan dan sedikit waktu untuk pacarku melucuti pakaianku. Dia pun memulai kembali aksinya, kali ini tidak menggunakan jari. Dia memakai lidahnya, ternyata cairanku yang keluar mulai dia jilat, dan sesekali kemaluanku di sedot-sedot olehnya. Kali ini tanganku sudah bebas dan aku bisa bergerak, tapi yang kulakukan malah aku membelai-belai rambut pacarku. Melihat reaksiku dia pun semakin bersemangat.
Dia menurunkan celananya dan mengeluarkan kemaluannya. Saat itu kejantanannya kuanggap sudah menegang. Tapi dia mengatakan aku harus mencumbunya dulu. Aku bingung untuk melakukan apa. Dia mengubah posisi tubuhnya. Kejantanannya di wajahku, dan wajahnya dikemaluanku, posisi 69. Dia menyuruhku menghisapnya, sambil dia sendiri terus memainkan kemaluanku.
Walau pada awalnya jijik, aku melakukannya juga. Semakin ku hisap, kejantanannya semakin mengeras. Melihat pacarku memberikan respon kepada jilatanku, aku semakin bersemangat melakukannya. Beberapa saat kemudian pacarku menghentikan permainannya di kemaluanku, dia hanya mendesah dan berkata aku harus semakin cepat. Akhirnya dia klimaks dan mengeluarkan cairan spermanya..
Untuk beristirahat sejenak, dia hanya terbaring dan menciumi dengan lembut kemaluanku, yang sudah basah dari tadi. Aku hanya mengamatinya, ketika pacarku mulai bergerak. Dia membuka lebar pahaku dan mengarahkan kejantanannya ke lubang kemaluanku. kali ini dia menggosok-gosok sendiri kemaluannya dengan cepat, dan setelah kejantanannya bangkit kembali dia memintaku untuk memberinya izin memasukkannya. Aku yang telah kehilangan akal sehat membimbing kemaluan pacarku dan mengarahkannya kelubang kemaluanku. Pacarku yang bernafsu, mendorong dengan kuat. Aku merasa perih dan sakit di kemaluanku seperti tiba-tiba di sayat dan disengat. Pacarku terus mendorong kejantanannya keluar-masuk, tangannya terus membelaiku untuk menenangkan sakitku. Lama-kelamaan aku mulai merasa enak, aku mulai merasakan kenikmatan di kemaluanku. Setiap kali pacarku bergerak keluar atau pun masuk, tubuhku merespon nikmat. Aku pun mulai bergerak mengikuti insting untuk mengimbangi gerakan pacarku.
Semakin lama, aku semakin terangsang hebat. Kemaluanku semakin mengetat dan mengejang. Kemaluan pacarku juga semakin keras dan tegang. Aku sudah tidak sanggup untuk menahan lagi, aku mulai mendesah dan mengeluarkan rintihan kenikmatan. Pacarku yang juga hampir sampai, mempercepat gerakannya. Aku sudah tidak tahan lagi.. Aku klimaks dan ternyata pacarku juga klimaks. Kemaluanku berdenyut sangat hebat, dan serasa mengeluarkan cairan lendir yang banyak. Pacarku juga mengeluarkan cairan spermanya dan terasa hangat di dalam tubuhku. Denyutan kemaluannya terasa di kemaluanku. Denyutanku juga serasa memeras-meras kejantanannya. Kami pun lemas, dan berpelukan. Tanpa mengeluarkan kejantanannya dari dalam tubuhku kami tidur berpelukan

No comments:

Post a Comment